SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELURAHAN BUKUAN KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA "BUKUAN BERJAYA (BERSIH SEJAHTERA & BERBUDAYA)"

Minggu, 17 April 2016

Banjir, Tidur di Atas Meja, Pelajar Ujian Pakai Sandal



SAMARINDA - Banjir di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Jumat (15/4) memang bukan hal baru. Hampir saban waktu tiap hujan mengguyur Kota Tepian, rumah penduduk di kawasan itu terendam. Bukannya makin ringan, pekerjaan Pemkot Samarinda sepertinya kian berat mengentaskan masalah bencana menahun tersebut.
Itu berkaca dari daerah sebaran titik banjir memang masih banyak. Bahkan bila tak segera mengambil tindakan secara masif, bukan tidak mungkin titik rendaman air bakal makin banyak.
Dari pantauan Kaltim Post Sabtu (16/4), banjir di Bukuan terlihat mulai surut. Kawasan yang terendam, seperti di Jalan Nakhoda dan Sawahan yang menjadi titik tertinggi banjir, juga sudah tampak sudah surut. Hanya menyisakan beberapa sentimeter saja. Padahal, sehari sebelumnya mencapai setengah meter.
Meski demikian, dua sekolah yang terendam, tak menyurutkan aktivitasnya. Di SD 004 Palaran air tak masuk ke kelas karena bangunan yang tinggi. Berbeda dengan SMP 20 karena air masuk ke ruang kelas. Walhasil, para murid kelas 3 yang sedang menjalani ujian sekolah, harus mengenakan sandal. Jalanan juga sudah bisa diakses dengan sepeda motor.
“Hari terakhir tadi, ujian pelajaran lalu lintas dan TIK (teknologi informasi komputer). Ya, pakai sandal. Kalau kami sudah biasa banjir di sekolah itu. Bahkan banjir sudah mulai dua hari yang lalu,” tutur Muhammad Khoirul, pelajar kelas 3 SMP 20 itu, kemarin (16/4).
Derita Khoirul tak hanya di sekolah, rumahnya yang terletak di RT 39 pun tidak luput banjir. Persiapan menghadapi ujian pun seadanya. Malam hari, remaja yang akrab disapa Irul itu terpaksa tidur di atas meja.
Sedihnya, air yang menggenangi rumahnya tidak kunjung surut namun justru bertambah. Padahal, dalam waktu dekat dia harus segera menghadapi ujian nasional (UN). Terpaksa, dia hanya bisa belajar seadanya.
Ya, dibandingkan kawasan lain hal berbalik terjadi di RT 38, 39, dan 40. Debit air justru meningkat. Walhasil, sejumlah dapur umum dipersiapkan warga yang mendapat bantuan logistik dari perusahaan swasta di kawasan tersebut.
Berdasarkan penuturan para warga, air yang tak kunjung surut di kawasan ini disebabkan aliran air menuju Sungai Mahakam terganggu dan menyempit. Apalagi tidak ada aliran air yang menjurus langsung ke sungai. Sehingga, air terkepung di tempat tinggal mereka.
“Ini airnya tambah naik. Semoga saja cepat surut dan ada langkah konkret yang berdampak besar. Kasihan, bahkan kucing saya belum ketemu hingga saat ini,” tutur Sakur, warga RT 39 yang rumahnya ikut terendam.
Untuk menuju kawasan Bukuan yang terendam banjir itu perlu waktu 45 menit dari pusat kota Samarinda. Berada di dataran rendah, tak heran kawasan ini mudah banjir. Jika biasanya hanya sekadar lewat. Kampung ini juga dikepung areal eks tambang batu bara.
DAPAT BANTUAN
Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Makmur Santoso mengatakan, pihaknya terus memantau kondisi terbaru warga yang terkena banjir. Warga yang sakit gatal-gatal bakal segera ditangani oleh puskesmas dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Samarinda. BPBD beserta Dinas Sosial dan lembaga swadaya masyarakat terus menyalurkan bantuan logistik. Mulai makanan, obat-obatan, hingga air bersih.
Hingga saat ini, warga masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tidak mengungsi. Namun, BPBD tetap mendirikan dapur umum untuk memenuhi keperluan logistik warga di empat RT, yakni RT 38, 39, 40, dan 43. “Ada 258 KK (kepala keluarga) dengan total 1.032 jiwa yang saat ini masih terendam banjir. Sementara statusnya masih waspada belum darurat,” kata Makmur, kemarin (16/4).
Sementara itu, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail menuturkan, selain menurunkan tim BPBD, pemkot juga menurunkan tim khusus dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda.
Tugasnya untuk meneliti penyebab banjir yang menggenang di Kelurahan Bukuan, Palaran. Mulai dugaan aktivitas tambang, bukaan lahan untuk perumahan, drainase buntu, hingga pasang surut Sungai Mahakam. “Senin (18/4) kajiannya selesai. Jadi, bisa langsung diambil langkah cepat untuk segera ditanggulangi,” kata Nusyirwan.
Dia menegaskan, korban banjir mendapat perhatian serius dari pemerintah. Segala keperluan logistik, seperti makanan dan air bersih dipenuhi. Ada bantuan dari BPBD, Dissos, LSM, dan perusahaan sekitar; PT Tirta Mahakam dan PT Pelabuhan Samudera Palaran.
“Banjir Bukuan belum diketahui penyebab pastinya, tapi jika disebabkan aktivitas pertambangan, maka pemkot akan berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim untuk melakukan pembinaan kepada perusahaan,“ terangnya.
Sebelumnya, akibat hujan deras yang mengguyur Samarinda dua hari lalu, mengakibatkan 10 RT di Bukuan, Palaran terendam. Tak hanya rumah warga yang menjadi korban banjir, namun dua sekolah juga turut terendam. Ketinggian air mencapai 50 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar